101 Anak Kwamki Narama – Mimika Terpapar Stunting

Pemerintah Intervensi hingga Tingkat Kampung

Kepala Puskesmas Kwamki Narama, dr. Armin Ahyudi dalam kegiatan pemberdayaan keluarga Distrik Kwamki Narama, Rabu (19/11) 2025 di Hotel Serayu - Timika. (Foto:MPN.doc)
banner 120x600

MPN – MIMIKA. Data terbaru 2025 menunjukkan bahwa, sedkitnya ada 101 anak di Distrik Kwamki Narama – Kabupaten Mimika di Provinsi Papua Tengah, yang kini sementara terpapar Stunting. Hal ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Mimika dan khususnya Puskesmas Distrik Kwamki Narama, yang terus berupaya menekan angka Stunting melalui berbagai program intervensi yang menyasar hingga tingkat kampung.

“Data yang kami miliki menunjukkan, ada 101 anak di Kwamki Narama yang mengalami stunting. Ini angka memprihatinkan, dan kami berkomitmen untuk terus berupaya menekan angka ini melalui berbagai program intervensi yang lebih fokus dan terarah di setiap kampung,” ujar Kepala Puskesmas Kwamki Narama, dr. Armin Ahyudi dalam kegiatan pemberdayaan keluarga yang digelar Distrik Kwamki Narama, Rabu (19/11) 2025 di Hotel Serayu – Timika.

Berikut adalah data stunting di Distrik Kwamki Narama terdiri dari Kampung Amole 21 anak, Kampung Landun Mekar 13 anak, Kampung Olaroa 12 anak, Kampung Lamopi 12 anak, Kampung Mekurima 12 anak, Kampung Walani 12 anak, Kampung Harapan 7 anak, Kampung Damai 6 anak, Kampung Tunas Matoa 3 anak, dan Kampung Bintang Lima 3 anak. Fakta ini membuat dr. Armin menjelaskan, Puskesmas telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah stunting ini, mulai dari pemeriksaan anemia pada remaja putri, hingga pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita. Program-program ini akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing kampung.

“Kami melakukan pemeriksaan anemia pada remaja putri kelas 7 hingga kelas 12. Jika ditemukan anemia (HB di bawah 12), maka akan diberikan tablet tambah darah. Targetnya, remaja putri sebelum hamil mendapatkan 4 tablet tambah darah setiap bulan,” ujar dr. Armin.

Selain itu, Puskesmas juga memberikan perhatian khusus pada ibu hamil dengan melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 6 kali. Termasuk 2 kali dengan dokter. Ibu hamil dianjurkan mengonsumsi 90 tablet tambah darah selama 3 bulan.

“Kami juga melakukan pemeriksaan lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil. Jika LILA kurang dari 23,5 cm, maka akan diberikan makanan tambahan (PMT),” jelas dr. Armin.

Untuk balita, Puskesmas Kwamki Narama menekankan pentingnya pemantauan tumbuh kembang balita di Posyandu, pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, dan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita usia 12-32 bulan. Balita dengan gizi buruk akan dirujuk ke rumah sakit.

Diharapkan dr. Armin, dibutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk Kepala Kampung, Kepala Kelurahan, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat, untuk menyukseskan program Intervensi Stunting ini. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan Angka Stunting di Kwamki Narama dapat terus ditekan dan generasi penerus dapat tumbuh sehat dan berkualitas.

Penulis: hadmarus wakaEditor: sam wanda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *