MPN – MIMIKA. Orang Indonesia memang sebaiknya belajar dari Papua, karena sekalipun terus mengalami tekanan ekonomi tetap saja diterima dengan apa adanya. Bahkan saat BBM langka menerjang Kabupaten Mimika hampir tiga hari ini, semua pengendara dengan tertib mengantre panjang di SPBU, hanya untuk bisa beraktivitas
Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di Mimika baik Pertalite dan Pertamax langka sehingga hampir di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), terlihat antrean panjang kendaraan motor maupun mobil sejak subuh seperti yang kasih terjadi, Rabu (8/10).
Seorang pemilik motor, Nur Alam mengaku sudah antre sejak Pukul 05.00 Wit (Pagi), “Saya sudah antri di SPBU Jalan Hasanuddin Kelurahan Pasar Sentral Kecamatan Mimika baru. Mau cari POM Bensin Mini atau BBM Eceran yang biasa ada di jalan-jalan tapi juga habis semua, ” katanya, Rabu (8/10) 2025.
Menurutnya, ada yang sempat jual di jalan tapi harganya Rp35-40 ribu per botol Aqua, meski biasanya itu hanya Rp20 ribu per botol.
Masyarakat Mimika sudah tahu soal kelangkaan BBM ini akan terjadi karena Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Mimika sudah mengeluarkan surat pemberitahuan, namun informasi itu sepertinya memang diterima baik masyarakat sehingga menyebabkan antrian panjang.
Selama kelangkaan BBM ini informasi Disperindag menjelaskan rincian jenis kendaraan roda dua (2) bisa mendapatkan Perlite 5 Liter/Hari, kendaraan roda 4 (empat) Perlite 30 /Hari. Kendaraan Pribadi roda 4 (empat) mendapat Biosolar/Solar 25 liter/Hari, Angkutan Umum orang/barang roda 4 (Empat) biosolar/solar 45 liter /hari. Angkutan Umum roda 6 (Enam) biosolar/solar 65/Hari.
Menarik karena maysarakat pengguna kendaraan tidak pernah mengeluh dan karena membutuhkan maka harus rela mengantre, sehingga hal ini menjadi penting dipahami baik oleh kabanyak orang Indonesia agar tidak demo dan demo terus dalam menghadapi setiap masalah. Semoga Kabupaten Mimika di HUT-nya yang ke-29 hari ini, bahkan Tanah Papua secara umum terus menjadi contoh baik bagi daerah lain.














