MPN – JAYAPURA. Dalam rangka HUT Dharma Wanita sekaligus pertemuan rutin bulan Oktober, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Jayapura gelar sosialisasi Bullying & Pengaruh Medsos, yang dilaksanakan di gedung Balai Kota Jayapura, Jumat (24/10) 2025 diikuti ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Kota Jayapura (DWP).
Hadir dalam seiminar dua narasumber ahli dalam bidangnya yakni Direktur Pusat Bantuan Mediasi (PBM) – GKI Di Tanah Papua, Pdt. Jake Meril Ibo, S.Si dan Ketua Lembaga Pelayanan Mahasiswa Injili (LPMI) Jayapura, Ev. Dave A. Doyapo, SH, MA. BS sebagai pembicara dalam seminar bertajuk, ‘Sosialisasi Bullying & Pengaruh Medsos Terhadap Kehidupan Keluarga.‘
Dalam materinya seminarnya, Jake Meril Ibo menyampaikan bahwa, bullying (perundungan) adalah perilaku yang menindas, menggunakan kekerasan, ancaman atau paksaan untuk membuat orang lain menuruti kehendak pelakunya. Perilaku ini merupakan tindakan agresif yang disengaja untuk memperoleh kekuasaan atas mental korbannya.
Strategi penanganan yang dapat dilakukan, pertama.pendekatan psikoedukasi dan literasi pencegahan. Kedua, penguatan komunikasi interpersonal guru-siswa. Ketiga, kolaborasi lintas pemangku kepentingan. Keempat, pemahaman kebijakan hukum dan perlindungan korban. Kelima, pendekatan edukasi berbasis rumah tangga. Keenam, evaluasi dampak dan monitoring sekolah. ke tujuh adalah pengembangan peer-mediation.
Jake Ibo menekankan, implikasi praktis yang dapat diterapkan. Pertama implementasi psikoedukasi terstruktur. Ke dua, pelatihan guru dan penguatan komunikasi interpersonal. Ke tiga, penyusunan SOP penanganan bullying. Ke empat, kolaborasi antar lembaga. Ke lima, keterlibatan orang tua dan komunitas. Ke enam, evaluasi dan pelaporan publik. Ke tujuh, pelatihan mediator bagi guru dan siswa.
Bullying merupakan fenomena sosial yang kompleks mencakup aspek psikologis, sosial dan kultural. Bentuknya beragam, mulai dari fisik, verbal, sosial-relasional, seksual, hingga cyber bullying. Literatur mutakhir menunjukkan bahwa, penanganan yang efektif harus bersifat komprehensif, dengan menggabungkan psikoedukasi, komunikasi empatik, kolaborasi antar lembaga, dan keterlibatan orang tua dan peer-mediation.
Pencegahan dan penanganan bullying, jelasnya, tidak dapat hanya dilakukan mengandalkan pendekatan disipliner, tetapi perlu membangun budaya sekolah yang inklusif, aman dan berempati. Sekolah diharapkan tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang tumbuh bagi karakter, moral dan kesehatan mental siswa.
Plt. Ketua DWP Kota Jayapura, Grace Linda Y. Merauke, S.Pd., M.Pd dalam wawancaranya mengatakan, “Masalah bullying itu sudah menjadi suatu masalah yang sangat mempengaruhi masa depan dari anak-anak kita, jadi dengan sosialisasi ini, kami mengharapkan ibu-ibu itu paham, apa itu bullying dan bagaimana bullying itu terjadi dalam kehidupan anak-anak di sekolah dan bagaimana cara menanganinya. Kami bersyukur karena bapak Jake telah memberikan materi sekaligus dengan bagaimana cara kita mencari jalan keluar dari bullying yang terjadi hari ini di sekolah-sekolah di Kota Jayapura ini, dan itu betul-betul mengganggu aktifitas belajar-mengajar, baik bagi anak-anak maupun guru di sekolah.”
Ditambahkannya, “Luar biasa ya, mungkin yang tidak hadir hari ini dong merasa rugi karena tidak mengambil bagian dalam kegiatan hari ini karena ini kan terbuka untuk semua anggota Dharma Wanita yang ada di kota Jayapura.
Menurut ibu-ibu yang tadi ada, beberapa ibu yang dong respon ke mama (saya) bahwa dong senang, dong merasa bahwa banyak hal baru, banyak ilmu baru, banyak pengetahuan yang mereka dapat.
Harapan besar mama kepada ibu-ibu ini, pertama dorang juga bisa sosialisasikan di unsur-unsur, di dinas tetapi juga di lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal seperti di lingkungan gereja, mesjid, dimana saja. Mereka bisa mensosialisasikan tentang bullying, proses bullying dan bagaimana cara menangani. Bahkan penting sekali keluarga menjadi basis utama dan terutama seperti tadi, bapak Jake sampaikan bahwa, jangan biarkan anak itu pergi dari rumah ke sekolah dengan keadaan yang tidak baik, kalau bisa anak itu dari rumah pergi sekolah dengan damai sejahtera, dengan senyuman, dengan bahagia.”
Salah satu peserta, Dina berpendapat bahwa, seminar bullying ini sangat bermanfaat buat dia.
“Bagus ya, karena tema-nya memang sedang kita alami akhir-akhir ini, tentang media sosial atau dengan stop bullying yang tadi. Kan sekarang lagi marak bullying, mungkin hal-hal kecil, suka mengolok-olok, itu kadang kita sebagai orang tua juga kan gak tau harus bagaimana bersikap atau sebagai guru kadang mau ditegur salah, gak ditegur juga salah. Jadi itu tadi kan, kita komunikasi, curhat, bisa minta pendapat. Jadi dengan narasumber yang ahlinya tadi. Sangat bermanfaat kalau buat saya.”














