Antisipasi Wabah Campak dan Penyakit Baru di Tahun 2025

Dinkes Mimika Bentuk Tim Pengendali PD3I

Pertemuan Koordinasi dan Pembentukan Tim Pengendalian Penyakit yang Berpotensi Wabah (PD3I) di Hotel Grand Tembaga, Jalan Yos Sudarso, Timika, Selasa (4/11) 2025.(Foto:MPN.doc)
banner 120x600

MPN – MIMIKA. Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Papua Tengah, melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang dipimpin oleh Lunus Dumatubun, menggelar Pertemuan Koordinasi dan Pembentukan Tim Pengendalian Penyakit yang Berpotensi Wabah (PD3I) di Hotel Grand Tembaga, Jalan Yos Sudarso, Timika, Selasa (4/11) 2025.

Kegiatan ini menjadi langkah strategis Dinas Kesehatan Mimika dalam mengantisipasi munculnya penyakit baru (new emerging disease) maupun penyakit lama yang kembali merebak (re-emerging disease), yang kini menjadi tantangan kesehatan global.

“Pertemuan ini sebagai upaya kami membentuk tim untuk penanganan cepat terhadap potensi munculnya penyakit baru dan penyakit lama yang kembali meningkat. Kabupaten Mimika adalah daerah transit, banyak mobilitas dari kabupaten tetangga, sehingga risiko penularan penyakit dan wabah cukup tinggi,” ujar Lunus Dumatubun, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Mimika.

Lunus menambahkan, selain karena tingginya mobilitas penduduk, cakupan imunisasi yang masih rendah juga menjadi ancaman terhadap peningkatan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I), seperti campak, difteri, dan polio.
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Mimika akan melakukan imunisasi tambahan di tiga Distrik prioritas, sekaligus membentuk tim imunisasi kejar di masing-masing puskesmas.

“Melalui tim ini, kami ingin memastikan semua anak mendapatkan imunisasi lengkap. Harapannya, kasus campak dan penyakit PD3I lainnya bisa ditekan sedini mungkin,” ujarnya.

Data Kasus Campak Meningkat

Data Dinas Kesehatan Mimika menunjukkan adanya peningkatan signifikan kasus terduga campak dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2023, tercatat 320 kasus terduga campak yang kemudian dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB). Tahun 2024, terdapat 65 pasien dengan gejala campak, dan 32 di antaranya positif berdasarkan hasil laboratorium. Hingga 1 November 2025,  terdata 338 kasus terduga campak, dengan 175 sampel dikirim ke BBLK Surabaya, dan 44 kasus dinyatakan positif.

Angka ini menjadi alarm penting bagi pemerintah daerah untuk memperkuat sistem deteksi dini dan respons cepat terhadap penyakit menular.

Dalam pertemuan tersebut, Dinkes Mimika melibatkan 10 puskesmas yang akan menjadi ujung tombak pengendalian penyakit di lapangan, antara lain:
Puskesmas Timika, Wania, Pasar Sentral, Timika Jaya, Karang Senang, Bhintuka, Limau Asri, Mapur Jaya, Kwanki, dan Ayuka.

Mereka akan membentuk tim pemantau kasus PD3I dan melaksanakan kegiatan imunisasi kejar di wilayah kerja masing-masing.

Dengan terbentuknya tim pengendalian PD3I ini, Dinas Kesehatan Mimika berharap kasus campak dan penyakit menular lainnya dapat dikendalikan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi sebagai benteng pertama melawan penyakit.

“Kami ingin Mimika menjadi kabupaten yang tangguh menghadapi ancaman wabah. Semua pihak harus bergerak bersama, dari puskesmas hingga masyarakat,” tutup Lunus Dumatubun.

Penulis: yasin KelderakEditor: sam wanda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *