MPN – MIMIKA. Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mulai menyiapkan arah pembangunan pendidikan jangka panjang lewat kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Isu dan Indikator Prioritas dalam Pengembangan Grand Design Pembangunan Pendidikan (GDPP) Kabupaten Mimika 2025–2045.
Kegiatan strategis ini berlangsung di Puncak Jaya Room, Hotel Horison Ultima Timika, Jumat (31/10) 2025 dan menghadirkan berbagai pihak terkait dari unsur pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil.
FGD ini menghadirkan narasumber dari Pusat Studi Kependudukan Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, serta diikuti oleh perwakilan Dinas Pendidikan Mimika, Lembaga Adat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang pendidikan, dan sejumlah yayasan pengelola lembaga pendidikan seperti YPPK, YPK, YPPGI, dan Yayasan Advent Timika.

Langkah Awal Menuju Pendidikan Mimika yang Terarah dan Berkelanjutan
FGD ini menjadi tahapan awal penyusunan Grand Design Pembangunan Pendidikan Mimika (GDPP) – sebuah peta jalan (roadmap) yang akan menjadi pedoman arah kebijakan pendidikan daerah selama dua dekade ke depan, mulai dari tahun 2025 hingga 2045.
Dalam forum tersebut, peserta bersama narasumber membahas dan memetakan isu-isu strategis serta indikator prioritas yang perlu diperhatikan dalam pembangunan pendidikan Mimika, baik dari sisi pemerataan akses, kualitas sumber daya manusia, sarana prasarana, maupun penguatan tata kelola pendidikan.
FGD juga diharapkan menjadi ruang dialog terbuka antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk merumuskan kebutuhan nyata di lapangan, sehingga desain pembangunan pendidikan Mimika benar-benar berpihak pada potensi dan tantangan lokal.
Kolaborasi Semua Pihak Jadi Kunci
Perwakilan dari Bappeda Mimika menegaskan bahwa, penyusunan GDPP ini bukan sekadar dokumen perencanaan, tetapi komitmen bersama untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, berkeadilan, dan berdaya saing.
“FGD ini menjadi forum penting untuk menyatukan pandangan dan pengalaman berbagai pihak, agar arah pembangunan pendidikan Mimika ke depan memiliki dasar yang kuat dan terukur,” ujar Kepala Bappeda Mimika, Yohana Paliling.

Sementara itu, narasumber dari Pusat Studi Kependudukan Uncen menekankan pentingnya data dan indikator berbasis kebutuhan lokal dalam penyusunan grand design agar strategi yang dirumuskan benar-benar menjawab tantangan riil masyarakat Mimika.
“Pendidikan adalah fondasi utama pembangunan manusia. Karena itu, grand design ini harus disusun dengan memahami konteks sosial, budaya, dan demografi masyarakat Mimika secara mendalam,” ujar Jhon Rahail.
Menuju Mimika Cerdas 2045
Melalui kegiatan ini, Bappeda Mimika berharap semua elemen yang terlibat dapat memberikan kontribusi aktif dalam penyusunan Grand Design Pembangunan Pendidikan Mimika 2025–2045, yang diharapkan menjadi pijakan menuju “Mimika Cerdas, Berdaya, dan Berkelanjutan” pada tahun 2045 — sejalan dengan visi Indonesia Emas.














