MPN – MIMIKA. Pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat Terintegrasi ke-76 Kabupaten Mimika Tahun Ajaran 2025/2026 resmi dimulai pada Jumat 10 Oktober 2025. Kegiatan MPLS dilaksanakan di bekas gedung Wisma Atlet PON XX di Jalan SP 2-SP 5, pada Jumat (10/10) 2025.
Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Mimika Johanes Rettob didampingi Wakil Bupati Mimika Emanuel Kemong dan Kepala Balai Besar Kemensos RI Regional VI Jayapura, John. Mampioper
Bupati Mimika Johanes Rettob dalam sambutannya mengatakan, pemerintah daerah mulai menyelesaikan program 8 asta cita presiden, salah satunya Sekolah Rakyat. Sehingga, masih tersisa empat lagi dari delapan asta cita presiden.
“Aktivitas belajar mengajar dan keasramaan untuk sementara akan dilaksanakan di gedung Rusun ASN (Eks Wisma Atlet),”kata Bupati John.
Bupati mengatakan, jika bangunan sekolah rakyat sudah dibangun oleh Kementerian Sosial bekerjasama dengan Kementerian PU dilokasi yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah seluas 10 hektare maka nantinya semua aktivitas kegiatan belajar akan dialihkan ke tempat ini.
“Jadi, kalau sudah ada bangunan sekolah rakyat maka jenjang sekolahnya ada SD, SMP dan SMA. Tugas kami pemerintah daerah mencari siswa. Sedangkan pembangunan gedung serta fasilitas pendukung lainya dari pemerintah pusat,”katanya.
Sementara, Kepala Dinas Sosial Mimika, Devota Maria Leisubun mengatakan, visi dan misi sekolah rakyat adalah perwujudan nyata dari program sekolah rakyat yang merupakan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Tujuan utamanya adalah memastikan anak dari keluarga kurang mampu menikmati sekolah yang juga dinikmati anak lain serta memutus rantai kemiskinan struktural melalui pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Sekolah rakyat ini kata Devota, adalah sekolah rintisan 1C yang pertama di wilayah Provinsi Papua Tengah.
Adapun, jumlah siswa sekolah rakyat ini sebanyak 100 orang yang terdiri dari empat Rombongan Belajar (rombel) 50 siswa jenjang SMP dan 50 siswa SMA.
“100 siswa tersebut terdiri dari 48 siswa dari Suku Kamoro, 45 Amungme dan suku kekerabatan lainya serta 5 pendatang,”jelas Devota.
Untuk diketahui, para siswa ini berasal dari Distrik Iwaka, Kuala Kencana, Mimika Baru, Wania, Mimika Tengah, Mimika Timur, Mimika Barat, Mimika Barat Jauh, Distrik Mimika Timur Jauh dan Jila.
“Diambil dari 11 distrik karena waktu yang diberikan Kemensos singkat. Assesment kurang lebih 1 bulan. Dimulai sejak tanggal 21 Agustus. Dalam waktu yang singkat menghadirkan 100 siswa,”tuturnya.
Namun, dari 100 siswa yang didata, total yang masuk asrama sampai hari ini hanya 88 siswa. Pengurangan siswa ini dikarenakan beberapa sebab seperti siswa tidak berada di rumah ketika penjemputa sampai ada yang akhirnya tidak berkenan mengikuti proses di sekolah rakyat.
Dikatakan, bahwa untuk menjalankan sekolah rakyat ini pihaknya melakukan peningkatan pada kualitas pengajaran melalui rekruitmen tenaga pendidik dan tenaga pendamping asrama dan pendukung yang ketat.
“Untuk kepala sekolah diseleksi ketat dari 10 guru awal akhirnya terpilih dari SMP Negeri 9 Kwamki Narama yang akan menjadi kepala SMP dan SMA,”jelasnya.
Sementara itu, sebanyak 12 guru direktut dari PPG Kemendiknas. Untuk tenaga tambahan operasional asrama sebanyak 33 orang yang direkrut daerah dari PPPK Kemensos. Mereka terdiri dari tenaga tata usaha, operator sekolah, bendhara 10 waki asih, 6 walinastama, 2 medis, 6 kemaanan, 6 masak, 2 cleaning service.
“Sekolah Rakyat yang terintegrasi 76 Mimika ini akan diterapkan sistim kurikulum pendidikan dengan karakter nilai kebangsaan,”ungkapnya.
Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Jayapura, John Herman Mampioper, mengapresiasi pembukaan sekolah rakyat ini karena Mimika masuk injure time pendirian dan mendapatkan ijin dari Kementerian Sosial.
“Kami harap dalam proses aktivitas di sekolah rakyat tidak ada bully, tidak ada tindak kekerasan dan termasuk tindakan asusila,”pungkasnya.
