Pdt. Alex Siahaan Awali Materi ‘Pengantar PL’ di Sekolah Alkitab Malam GKI Mimika

Setiap Pelayan Tuhan Didorong Pahami “Perjanjian” sebagai Inti Relasi Allah dan Umat-Nya

banner 120x600

MPNMIMIKA. Sekolah Alkitab Malam (SAM) Angkatan IV Klasis GKI Mimika kembali memulai rangkaian pembelajaran Alkitab dengan penuh semangat. Kali ini, Pdt. Alex Siahaan, S.Th. tampil sebagai pengajar pembuka dalam materi “Pengantar Perjanjian Lama (PL)”, Senin (03/11) 2025 malam di Aula SD YPK Ebenharzer Gorong-Gorong Timika.

Dalam suasana yang akrab namun sarat pengetahuan teologis, Pdt. Alex mengawali pengajarannya dengan pertanyaan mendasar namun penting:

“Mengapa kita perlu mempelajari Pengantar Perjanjian Lama, dan mengapa Alkitab disebut sebagai Perjanjian?”

Pertanyaan itu bukan sekadar retoris. Menurutnya, memahami makna ‘Perjanjian’ dalam Alkitab merupakan dasar untuk memahami seluruh pesan iman Kristen — karena inti dari seluruh Alkitab adalah relasi perjanjian antara Allah dan umat-Nya.

Dalam penjelasan yang disampaikan dengan gaya khasnya yang sistematis dan mudah dipahami, Pdt. Alex menerangkan bahwa istilah “Perjanjian Lama” (Old Testament) berasal dari kata Ibrani berith. Secara teknis sering digunakan istilah “karat berit” artinya memotong perjanjian, karena dalam mengadakan perjanjian ada hewan yang dipotong.

“Alkitab disebut ‘Perjanjian’ karena seluruh isi dan sejarahnya berpusat pada janji Allah yang mengikat diri-Nya dengan manusia. Dalam Perjanjian Lama, itu tampak melalui relasi Allah dengan Abraham, Israel, dan para nabi; sementara dalam Perjanjian Baru, digenapi dalam Yesus Kristus,” jelasnya.

Ia menegaskan, mempelajari Pengantar PL bukan hanya soal menambah wawasan biblika, tetapi membentuk cara berpikir teologis yang utuh tentang karya Allah dari masa ke masa.

Dalam bagian inti lainnya dalam pembelajaran SAM ini, Pdt. Alex menjelaskan secara kronologis bagaimana proses Kanonisasi Alkitab — yakni merupakan suatu proses panjang penetapan kitab-kitab yang diakui sebagai Firman Allah yang berotoritas atau memiliki Wibawa Rohani.

Ia memaparkan bahwa pada masa awal sejarah Israel, berbagai tulisan — hukum, kisah sejarah, mazmur, dan nubuat — beredar secara terpisah dalam bentuk gulungan-gulungan naskah. Baru kemudian, melalui proses penyaringan rohani dan historis yang ketat, tulisan-tulisan tersebut diakui sebagai “kitab yang diilhami” dan dihimpun menjadi Kanon Perjanjian Lama.

“Kanonisasi berarti pemisahan antara kitab yang dianggap memiliki otoritas ilahi dengan yang tidak. Proses ini tidak instan, tapi melalui pergumulan iman umat Allah yang sangat lama dan mendalam,” ujar Pdt. Alex.

Ia juga menjelaskan pembagian kitab-kitab PL yang lazim dikenal seperti Taurat (Pentateukh) – 5 Kitab Musa; Kitab Sejarah – dari Yosua hingga Ester; Kitab Puisi dan Hikmat – Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung; dan Kitab Nabi-nabi – besar dan kecil, dari Yesaya hingga Maleakhi.

Selain itu menjadi menarik, karena dijelaskannya juga seputar Kitab Apokrip — kitab-kitab yang tidak masuk dalam Kanon PL Protestan tetapi dikenal dalam tradisi Katolik dan Ortodoks.

Diungkapkan Pdt. Alex secara terbuka,

“Kitab Apokrip adalah kumpulan tulisan rohani Yahudi yang ditulis di antara masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Meski bernilai sejarah dan moral, kitab-kitab ini tidak diakui sebagai kitab kanonik dalam tradisi gereja Protestan karena tidak memiliki otoritas yang sama dengan firman Allah yang diilhami.”

Namun ditambahkannya bahwa, mempelajari Apokrip juga tetap bermanfaat untuk memahami latar budaya, sejarah, dan perkembangan iman Israel menjelang masa kedatangan Kristus.

Di akhir sesi, Pdt. Alex mengingatkan bahwa pemahaman teologis yang kokoh atas dasar-dasar Alkitab sangat dibutuhkan setiap pelayan Tuhan di Mimika.

“Kita hidup di zaman di mana banyak tafsir dan pengajaran liar beredar bebas. Maka para pelayan Tuhan perlu berakar pada kebenaran yang sejati, agar tidak mudah digoyahkan oleh pengajaran yang menyesatkan,” tegasnya.

Ia mendorong seluruh peserta Sekolah Alkitab Malam (SAM) untuk menjadikan pembelajaran Pengantar PL bukan sekadar materi akademis, tetapi juga bagian menentukan dalam pembentukan iman dan karakter hamba Tuhan yang berpikir mendalam, melayani dengan hati, dan berteologi secara sehat.

Kegiatan Sekolah Alkitab Malam (SAM) Angkatan IV ini merupakan bagian dari program Departemen PSDMK (Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan) Klasis GKI Mimika, yang bertujuan memperlengkapi para pelayan gereja dengan fondasi teologi dan spiritualitas yang kuat. Sesi berikutnya masih akan berlanjut topik-topik pendalaman Alkitab dan teologi praktis, yang diharapkan akan semakin meneguhkan kapasitas para hamba Tuhan di lingkup GKI Mimika.

Penulis: sam nussyEditor: Sam Wanda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *